Rabu, 06 Agustus 2014

Reog Wayang Bantul


Reog Wayang, Pundong, Bantul, Yogyakarta
 Salah Satu Kesenian Reog Wayang di Daerah Pundong, Bantul, DIY


Salah Satu Kesenian Reog Wayang di Daerah Pundong, Bantul, DIY


Salah Satu Kesenian Reog Wayang di Daerah Pundong, Bantul, DIY

Salah Satu Kesenian Reog Wayang di Daerah Pundong, Bantul, DIY



Salah Satu Kesenian Reog Wayang di Daerah Pundong, Bantul, DIY

Share:

Kamis, 15 Mei 2014

HENING JIWA

Gemetar                         diri ini
Romantika dalam      kata hati yang sunyi
Sajak-sajak kecil berlari dalam hening
Memburu sepinya waktu yang tak kunjung berhenti
Mimpi-mimpi manis sirna dalam sekali kedip
Dedaunan bergegurukan tertiup angin beraromakan wangi
Kiniku yakini itu terbukti 
Setiap detik menjadi berarti tuk dinikmati
Kala raga ini terus berlari
Mengejar sesuap mimpi, mimpi manis dalam sanubari
Biarpun duri mensuk diri 
Tak akan ku hiraukan tat kala engkau ada di sisi
Bidadari yang kini ku temui ada di sini
Menopang segala risau dalam hati
Ini yang sekarang ku temui
Dan tak ingin segera ku akhiri
Cinta sejati 
Untukmu Kiki
Di hati

Share:

Selasa, 22 April 2014

Sama Tetapi Berbeda


Sama Tetapi Berbeda 

    Sama tetapi berbeda itulah kata yang terucap tat kala nanjak atau mendaki gunung. Mendaki memanglah hal yang melelahkan dan beresiko tinggi, namun semua itu akan terminimalisir jika dilakukan dengan niat dan semangat yang kuat untuk pantang puas sebelum sampai puncak tujuan pendakian yang kita canangkan. Sampai puncak tujuan di mana kita menyelesaikan tujuan dari pendakian tersebut dan pulang dengan rasa bahagia serta melegakan rasa yang dulunya penat oleh kehidupan. Namun, tidak jarang dalam pendakian banyak yang membuang sampah di gunung. Sah-sah saja apabila sampah itu organik dan dapat segera diurai oleh alam, namun apa jadinya jika plastik dan botol kaca dibuang di sana. Sungguh ironis memang, niat jiwa untuk membuang penat malah dapat Zong sampah yang tidak jelas.
     Manusia memang heterogen memiliki sifat karakter yang beraneka ragam. Namun yang kebanyakan sama di mana dia memiliki barang pribadi yang disayanginya pasti dijaga dan dirawat betul. Nah itu yang kita inginkan dari setiap jiwa yang melakukan pendakian, di mana memnganggap tempat yang kita daki adalah barang kesayangan sehingga menjaga dan merawatnya betul agar kondisinya tetap sama dan anak cucu kita bisa merasakan apa yang kita rasakan. Teori memang teori namun jika teori itu baik kenapa tidak segera dicoba untuk dilaksanakan. Ingin rasanya mengingatkan jangan nyampah dalam pendakian namun kewajiban untuk mengingatkan sesama hanya 3X setelah itu terserah yang Maha Punya. 
       Semoga semuanya bisa berpikir ulang jika mau menyampah dalam pendakian. Kalau gak mau berat jangan bawa banyak barang yang notabene hanya ditingggal setelah dipake. hal itu juga dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut tidak setia dengan yang telah ia dapatkan karena setelah didapatkan pasti terus dibuang tanpa meliat tempat dan berpikir dengan logika.  Lebih baik jangan mendaki kalau hanya mau nyampah, toh buat apa juga ndaki kalau hanya menyisakan sampah yang tiada guna dan mafaat. capek-capek kok hanya buat nyampah. Kenapa bisa nyampah dalam pendakian itu mah ga keren walau tetep namanya ndaki. Nyampah dulu di kamar kesayangan sebelum nyampah dalam pendakian. Kenapa juga yang nyampah dalam pendakian ga sekalian dibuang juga, kan sama-sama sampahnya ??
Share:

BTemplates.com

Rudi. Diberdayakan oleh Blogger.